BAB 4 PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Sample dari Populasi dan Pengolahan Dalam mencapai tujuan utama dari perancangan materi ini, yakni meningkatkan efisiensi Shuttle Bus Binus Square, beberapa variabel akan sangat membantu. Salah satunya adalah masukan-masukan dari pengguna Shuttle Bus yang didapatkan melalui kuesioner. Namun, untuk bertanya secara langsung kepada seluruh pengguna sangat memakan waktu dan memiliki probabilitas keberhasilan yang sangat kecil. Maka, keseluruhan pengguna atau populasi akan diwakilkan oleh sejumlah sample, yang harus valid secara statistika. Merujuk pada persamaan (1) pada landasan teori, populasi dapat diwakilkan oleh boarder Binus Square, dikarenakan mayoritas dan hampir semua pengguna Shuttle Bus adalah boarder Binus Square.Hal ini didapati dari beberapa wawancara singkat dengan pengemudi Shuttle Bus. Jumlah boarder Binus Square (N) adalah 1069 orang.Data tersebut bisa dilihat pada lampiran2. Dengan materi kuesioner berhubungan dengan pendapat boarder mengenai apakah shuttle bus Binus Square sudah sesuai dengan tujuannya untuk membantu pergerakan boarder dan juga saran perancangan jadwal Shuttle Bus yang tepat untuk boarder antara per 15 menit ataupun fokus pada pertukaran kelas. Awal pemikiran distribusi hasil adalah terbagi 50%.Selain hal ini adalah nilai default, hal ini juga didapati menimbang dari hasil survei awal yang selalu ramai di setiap waktu. Melalui pengolahan data, didapati jumlah sample yang harus kami dapatkan adalah 283 orang. Hasil yang didapatkan cukup sesuai dengan perkiraan distribusi, yakni 46,99% atau 138 memilih penjadwalan Shuttle Bus per 15 menit, sedangkan 53.01% atau 150 memilih penjadwalan yang diutamakan pada jam pertukaran kelas.Hal ini berdefiasi sekitar 5% dari distribusi harapan 50%. 4.2 Distribusi Waktu Perjalanan Shuttle Bus Variabel lain yang dibutuhkan dalam menentukan jadwal yang efisien untuk Shuttle Bus adalah mengetahui distribusi waktu perjalanan rata-rata Shuttle Bus tersebut dari satu lokasi ke lokasi lain. Pergerakkan lalu lintas dipantau secara berbeda dalam periode per setengah jam. Dimulai dari pukul 06.00 hingga 22.00.Sehingga dalam setiap periode memiliki nilai rata-rata dan deviasi yang berbeda-beda. Berikut disajikan data keseluruhan.Waktu tempuh dilihat dari tingkat kejadian dari setiap jalur penghubung, seperti berapa kali terjadinya (frekuensi) perjalanan yang menempuh waktu tertentu dari satu tempat ke tempat lainnya. 13 14 Tingkat Kejadian Waktu Perjalanan (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Binus Square Kijang Kijang Syahdan Syahdan Anggrek Anggrek - Binus Square 0 4 2 2 31 59 72 77 39 109 20 21 19 14 20 6 7 4 0 2 2 0 0 1 4 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 13 125 78 97 71 41 36 5 8 4 4 6 0 2 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 3 14 46 165 33 63 22 9 50 9 11 8 0 11 0 6 1 1 5 0 1 0 2 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 5 22 26 48 30 24 126 16 13 23 12 62 10 3 0 1 21 2 5 3 5 12 0 1 3 0 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 Tabel 4.1 Waktu Perjalanan dan tingkat kejadian dari setiap waktu. Sumber : Pengolahan Data 15 Melalui perangkat bawaan Input Analyzer dari perangkat lunak Arena, dihasilkan grafik dari setiap perjalanan untuk melihat hasil, pola distribusi serta ekspresi yang dapat digunakan dalam simulasi Arena. Hasil dari pengolahan tersebut dapat dilihat sebagai berikut: Perjalanan Ekspresi Binus Square – Kijang 1.5 + LOGN (7.99, 4.07) Kijang - Syahdan 2.5 + LOGN (4.74, 2.61) Syahdan - Anggrek 0.5 + LOGN (6.74, 3.61) Anggrek - Binus Square 2.5 + GAMM (2.77, 3.49) Tabel 4.2 Distribusi dan Ekspresi dari Setiap Sumber : Perjalanan Pengolahan Data Untuk hasil grafik distribusi perjalanan keseluruhan dan grafik distribusi perjalanan setiap 30 menit beserta ekspresinya, dapat dilihat di bagian lampiran 1. 4.3 Distribusi Pengguna Shuttle Bus yang Naik dan Turun Seringkali terjadi saat dimana pengguna Shuttle Bus sangat penuh di jam-jam tertentu. Namun juga ada saat dimana Shuttle Bushanya mengangkut 1 penumpang, atau bahkan tidak ada sama sekali dalam perjalanannya. Hal ini sangat merugikan. Sehingga untuk mengevaluasidan sebagai bahan pertimbangan, jumlah pengguna Shuttle Bus harus dianalisa per periode waktu tertentu seperti pada waktu perjalanan, sehingga akan ditemukan distribusinya beserta nilai rata-rata, defiasi, dan data pendukung lainnya. Untuk hasil keseluruhan berhubungan dengan jumlah penumpang dan tingkat frekuensi kejadiannyadapat dilihat pada penjabaran di bawah ini, yang lalu akan di proses dengan persamaan 2 dan 3 pada landasan teori. Pola distribusi dan ekspresi dihasilkan dari tabel 4.3 dan 4.5 untuk diaplikasikan kepada perangkat lunak Arena, dan hasil sebaran distribusi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.6. Penumpang Naik Tingkat Kejadian Binus Square Kijang Syahdan 0 37 387 0 Anggrek 0 1 33 41 40 42 2 33 26 32 30 3 34 13 31 19 4 27 8 15 5 32 9 9 13 6 21 8 9 20 7 22 1 6 12 8 15 3 8 15 9 15 1 2 9 10 19 0 4 9 11 11 2 2 8 15 16 Tabel lanjutan Tingkat Kejadian Penumpang Naik Binus Square Kijang Syahdan Anggrek 12 10 0 2 2 13 20 0 1 9 14 9 0 0 6 15 10 0 1 7 16 6 0 1 9 17 5 0 0 7 18 11 0 0 7 19 5 1 1 4 20 6 0 0 4 21 11 0 0 10 22 2 0 0 2 23 17 0 0 6 24 11 0 0 3 25 9 0 0 4 26 8 0 0 3 27 6 0 0 7 28 6 0 0 4 29 4 0 0 2 30 2 0 0 0 31 6 0 0 2 32 5 0 0 5 33 6 0 0 10 34 1 0 0 5 35 3 0 0 3 36 3 0 1 2 37 2 0 0 3 38 3 0 0 2 39 2 0 0 4 40 3 0 0 0 41 5 0 0 3 42 4 0 0 0 43 3 0 0 6 44 2 0 0 1 45 46 47 48 49 50 2 3 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 3 1 5 0 0 9 Tabel 4.3 Tingkat Kejadian Penumpang yang Naik Sumber : Pengolahan Data Tabel 4.4 Sumber : Lokasi Ekspresi Binus Square LOGN(6.95, 17.8) Kijang -0.001 + WEIB(21, 0.898) Syahdan 0.999 + EXPO(16.1) Anggrek LOGN(7.67, 17.1) Distribusi dan Ekspresiinter-arrival Penumpang yang Naik Pengolahan Data 17 Tingkat Kejadian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Binus Square 273 93 57 34 22 20 6 1 1 3 3 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Penumpang Turun Kijang Syahdan 75 0 78 50 72 41 47 26 29 30 32 24 28 19 24 20 21 11 11 14 11 10 11 18 11 9 8 9 6 9 6 11 6 8 6 12 2 13 2 5 1 9 5 5 1 2 1 6 1 5 2 7 0 1 3 4 0 3 0 2 0 0 0 1 0 3 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 Anggrek 0 39 29 18 15 14 22 11 11 9 11 5 7 11 4 6 9 3 7 4 3 9 4 12 4 2 3 7 4 2 2 1 3 8 2 1 5 3 7 5 0 1 1 6 4 4 2 6 0 0 9 Tabel 4.5 Tingkat Kejadian Penumpang yang Turun Sumber : Pengolahan Data 18 Lokasi Ekspresi Binus Square 0.5 + 50 * BETA(0.585, 1.17) Kijang -0.5 + 17 * BETA (0.525, 4.49) Syahdan -0.5 + WEIB (5.85, 1.05) Anggrek 0.5 + 34 * BETA (0.64, 1.26) Tabel 4.6 Distribusi dan Ekspresi Penumpang yang Turun Sumber : 4.4 Pengolahan Data Pemodelan dan Simulasi Dalam merancang simulasi, data yang digunakan adalah hasil secara global. Adapun logika yang digunakan dalam perancangan simulasi adalah sebagai berikut: 1. Calon penumpang Shuttle Bus tiba di stasiun i, dimana i adalah anggota dari n. Setiap calon penumpang memiliki tujuan yang berbeda-beda yang dapat didenotasikan sebagai j yang juga merupakan anggota dari n. j ≠ i. Calon penumpang masuk antrian di stasiun i. 2. Shuttle Bus datang di Binus Square. Posisi Shuttle Bus akan didenotasikan dengan c, dimana c juga harus menjadi anggota dari n. dan mengangkut penumpang yang mengantri di Binus Square.Mengikuti penjadwalan yang ada, Shuttle Bus berikutnya akan datang, dan jumlah Shuttle Bus tidak bisamelebihi 3 ataupun 4 buah bus, bergantung kepada kondisi simulasi yang diinginkan. 3. Shuttle Bus melakukan persiapan perjalanan (seperti perjalanan keluar dari stasiun dan administrasi tiket) 4. Shuttle Bus menuju stasiun berikutnya dari rute yang sudah ditentukan: Binus Square – Kampus Kijang – Kampus Syahdan – Kampus Anggrek – dan berakhir di Binus Square. 5. Shuttle Bus menempati stasiun berikutnya. Nilai c berubah menjadi stasiun yang ditempati. 6. Apakah sudah sampai Binus Square? Jika Ya, penumpang dengan tujuan Binus Square turun dan kembali ke nomor 2. Jika tidak, ke nomor 7. 7. Proses evaluasi dilakukan, penumpang yang memiliki tujuan di stasiun tersebut akan turun, sedangkan penumpang yang telah mengantri di stasiun tersebut akan naik ke Shuttle Bus. 8. Penumpang yang telah turun akan meninggalkan sistem. 9. Shuttle Bus kembali melakukan persiapan perjalanan, dan akan berjalan ke stasiun berikutnya. 10. Apakah shift sudah berakhir? Jika ya, ke nomor 11. Jika tidak, kembali ke nomor 5. 11. Sistem berakhir. Adapun asumsi yang digunakan dalam simulasi ini adalah bahwa tujuan akhir adalah Binus Square. Tidak ada perjalanan dengan tujuan mundur dari skema rute seperti penumpang yang naik di Kampus Anggrek akan ikut Shuttle Bus untuk menuju ke Kampus Kijang. Berikut adalah skema rancangan yang digunakan dalam Arena untuk melakukan simulasi. 19 Gambar 4.1 Skema pengadaan penumpang, penentuan tujuan dan antrian Sumber: Pengolahan Data Gambar 4.2 Proses yang terjadi di Binus Square Sumber: Pengolahan Data Untuk proses yang terjadi di Binus Square pada gambar 4.2, Shuttle Bus mulai beroperasi dari Binus Square dan mengangkut penumpang yang telah mengantri di Binus Square. Namun, untuk Shuttle Bus yang tiba di Binus Square setelah melakukan rutenya, penumpang akan dievaluasi. Mengingat Binus Square selalu menjadi stasiun 20 tujuan akhir, maka dapat dinyatakan bahwa semua penumpang akan turun di Binus Square, lalu Shuttle Bus tersebut akan beristirahat menunggu giliran berikutnya. Gambar 4.3 Proses yang terjadi di Kampus Kijang Sumber: Pengolahan Data Gambar 4.4 Proses yang terjadi di Kampus Syahdan Sumber: Pengolahan Data Gambar 4.5 Proses yang terjadi di Kampus Anggrek Sumber: Pengolahan Data 21 Untuk proses yang terjadi di Kampus Kijang, Syahdan dan Anggrek seperti pada gambar 4.3, 4.4 dan 4.5, Shuttle Bus yang tiba akan mengevaluasi dan menurunkan penumpang mana saja yang akan turun di stasiun tersebut. Lalu setiap penumpang yang turun akan meninggalkan sistem. Shuttle Bus akan kembali mengangkut penumpang yang telah mengantri di stasiun tersebut, dan setelah melakukan persiapan perjalanan, Shuttle Bus akan kembali berjalan ke stasiun berikutnya. Gambar 4.6 Proses penumpang meninggalkan sistem Sumber: Pengolahan Data Name Expression Unit Per Arrival Penumpang Datang di Binus Square Penumpang Datang di Kampus Kijang LOGN(7.49, 19.3) Minutes 1 1 + LOGN(19.8, 31.3) Minutes 1 0.999 + WEIB(15.5, 0.823) Minutes 1 Minutes 1 Minutes 1 Penumpang Datang di Kampus Syahdan Penumpang Datang di Kampus LOGN(7.86, 17.1) Anggrek Shuttle Bus Jalan 15 + WEIB(6.39, 0.52) Tabel 4.7 Proses Create Sumber: Pengolahan Data Penumpang dan Shuttle Bus dihitung datang setiap inter-arrival tertentu yang diwakilkan dengan ekspresi di atas.Kedatangan dimulai dari menit ke 0 dan tidak memiliki batasan jumlah maksimum. Untuk simulasi dengan 4 buah Shuttle Bus, digunakan inter-arrival senilai 15 menit, sesuai dengan permintaan pengguna dan tujuan Binus Square dalam menyediakan rute perjalanan setiap 15 menit. Name Assignment Penentuan Tujuan Penumpang dari Binus Square DISC(0.1,2, 0.5,3, 1,4) Penentuan Tujuan Penumpang dari Kampus Kijang DISC(0.05,3, 0.1,4, 1,1) Penentuan Tujuan Penumpang dari Kampus Syahdan DISC(0.15,4, 1,1) Penentuan Tujuan Penumpang dari Kampus Anggrek DISC(1,1) Tabel 4.8 Proses Assign dan distribusi penunjukkan tujuan penumpang Sumber: Pengolahan Data 22 Setiap penumpang yang datang di stasiun-stasiun tertentu akan memiliki tujuan perjalanan tersendiri dan diukur melalui distribusi discrete empiric. Name Type Queue Type Calon Penumpang dari Binus Square Menunggu Infinite Hold Queue Calon Penumpang dari Kampus Kijang Menunggu Infinite Hold Queue Calon Penumpang dari Kampus Syahdan Menunggu Infinite Hold Queue Calon Penumpang dari Kampus Anggrek Menunggu Infinite Hold Queue Tabel 4.9 Proses Hold Sumber: Pengolahan Data Fungsi Hold pada tabel 4.9 digunakan untuk menampung antrian. Name Station Type Stasiun Binus Square Disposal Station Stasiun Kampus Kijang Stasiun Kampus Syahdan Stasiun Kampus Anggrek Tabel 4.10 Station Station Station Station Station Station Sumber: Pengolahan Data Name Type Evaluasi Penumpang di Binus Search a Square Batch Evaluasi Penumpang di Search a Kampus Kijang Batch Evaluasi Penumpang di Search a Kampus Syahdan Batch Evaluasi Penumpang di Search a Kampus Anggrek Batch Tabel 4.11 Proses Search Starting Value Ending Value Condition 1 NG Tujuan=1 1 NG Tujuan=2 1 NG Tujuan=3 1 NG Tujuan=4 Sumber: Pengolahan Data Proses Search akan mencari penumpang yang akan turun di stasiun tersebut. Pada condition, angka menunjukkan perwakilan terhadap stasiun tersebut.1 untuk Binus Square, 2 untuk Kijang, 3 untuk Syahdan dan 4 untuk Anggrek. 23 Name Quanti ty Starting Range 1 J 1 J 1 J 1 J Penumpang Turun di Binus Square Penumpang Turun di Kampus Kijang Penumpang Turun di Kampus Syahdan Penumpang Turun di Kampus Anggrek Tabel 4.12 Member Attributes Take Specific Representative Values Take Specific Representative Values Take Specific Representative Values Take Specific Representative Values Proses Drop-off Sumber: Pengolahan Data Proses drop-off adalah proses yang menurunkan penumpang dengan tujuan stasiun tersebut setelah dievaluasi pada proses search. Name Route Time Unit Destination s Type Station Name Penumpang Meninggalkan Stasiun Binus Square TRIA( 1 ,2 ,3 ) Seco nds Station Disposal Shuttle BusMenuju Kampus Kijang 1.5 + LOGN(7.99, 4.07) Minu tes Station Kampus Kijang Penumpang Meninggalkan Stasiun Kampus Kijang TRIA( 1,2,3) Seco nds Station Disposal Shuttle BusMenuju Kampus Syahdan 2.5 + LOGN(4.74, 2.61) Minu tes Station Kampus Syahdan Penumpang Meninggalkan Stasiun Kampus Syahdan TRIA(1,2,3) Seco nds Station Disposal Shuttle BusMenuju Kampus Anggrek 0.5 + LOGN(6.74, 3.61) Minu tes Station Kampus Anggrek Penumpang Meninggalkan Stasiun Anggrek TRIA(1,2,3) Seco nds Station Disposal Shuttle BusMenuju Binus Square 2.5 + GAMM(2.77, 3.49) Minu tes Station Binus Square Tabel 4.13 Proses Route Sumber: Pengolahan Data Route berfungsi sebagai alokasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan dari satu stasiun ke stasiun lain. Fungsi ini juga digunakan saat penumpang meninggalkan stasiun dan meninggalkan system. 24 Quantity Queue Name Startin g Rank nq(Calon Penumpang dari Binus Square Menunggu.Queue) Calon Penumpang dari Binus Square Menunggu.Queue 1 nq(Calon Penumpang dari Kampus Kijang Menunggu.Queue) nq(Calon Penumpang dari Kampus Syahdan Menunggu.Queue) nq(Calon Penumpang dari Kampus Anggrek Menunggu.Queue) Calon Penumpang dari Kampus Kijang Menunggu.Queue Calon Penumpang dari Kampus Syahdan Menunggu.Queue Calon Penumpang dari Kampus Anggrek Menunggu.Queue Name Mengangkut Penumpang di Binus Square Mengangkut Penumpang di Kampus Kijang Mengangkut Penumpang di Kampus Syahdan Mengangkut Penumpang di Kampus Anggrek Tabel 4.14 1 1 1 Proses Pick-up Sumber: Pengolahan Data Pick-up berfungsi untuk mengangkut penumpang yang telah mengantri di stasiun tersebut, dan memasukkannya ke dalam grup yang dibawa oleh Shuttle Bus. Name Allocation Persiapan Other Transit di Kampus Kijang Other Transit di Kampus Syahdan Other Transit di Kampus Anggrek Other Tabel 4.15 Proses Delay Delay Time TRIA( 2 , 3 , 4 ) TRIA( 2 , 3 , 4 ) TRIA( 2 , 3 , 4 ) TRIA( 2 , 3 , 4 ) Units Minutes Minutes Minutes Minutes Sumber: Pengolahan Data Delay berhubungan dengan segala proses yang terjadi sebelum perjalanan, seperti transit, pengurusan tiket parker, dan lain sebagainya. Name Penumpang Meninggalkan Stasiun Bis Istirahat Tabel 4.16 Proses Dispose Sumber: Pengolahan Data Dispose menghilangkan entity yang sudah meninggalkan system, dan mengakhiri seluruh proses yang dialami entity tersebut. Salah satunya adalah proses dispose terhadap Shuttle Bus di Binus Square, dikarenakan Shuttle Busakan beristirahat setelah mencapai Binus Square kembali hingga waktu keberangkatan berikutnya. Di sela-sela beberapa proses dimasukkan proses record untuk mendata beberapa hal seperti inter-arrival time rata-rata dari setiap perjalanan. Hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut: 25 Name Jarak tiba Kijang Jarak tiba Syahdan Jarak tiba Anggrek Jarak tiba Binus Square 4.5 Type Time Interval Time Interval Time Interval Time Interval Tabel 4.17 Proses Record Sumber : Pengolahan Data Analisa Biaya Transportasi Biaya dari Bis sedangseharga Rp. 500.000.000 yang dikeluarkan adalah, untuk pembuatan nomor kendaraan sebesar Rp. 20.000.000 untuk masa waktu 5 tahun. Biaya STNK sebesar Rp. 2.800.000 per tahun. Biaya service normal pada Bis ada Rp. 644.500 yang juga pergantiannya sekitar 4 bulan sekali, sedangkan untuk service besar per tahun adalah Rp. 1.198.000 dengan perkiraan biaya lain – lain untuk kerusakan spare part adalah Rp. 6.156.000. Bahan bakar operasional untuk per bulan yang digunakan bis adalah sebesar Rp. 2.376.000. Dari hasil perhitungan tersebut didapat Net Present Value sebesar Rp. 746.453.945,11. Untuk diagram harga, dapat dilihat pada lampiran 4. Hal ini mengakibatkan pertambahan alokasi biaya present value senilai Rp. 746.453.945,11 per Shuttle Bus.
© Copyright 2024